Analisis Sastra Anak

ANALISIS SASTRA ANAK “UJIAN DARI SANG AYAH” KARYA WINKANDA SATRIA PUTRA

Disusun sebagai tugas akhir semester
Mata kuliah:
Dosen Pengampu: Dr. Else Liliani S.S., M.Hum.



Oleh:
Atika Desita    (15210141045)




BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Cerita Ujian dari Sang Ayah berisi tentang didikan seorang ayah terhadap anaknya agar sang anak bisa hidup mandiri dan tidak manja. Di era saat ini banyak anak-anak yang tumbuh dengan fasilitas lengkap dari orang tuanya dan hal itu mengakibatkan mereka hidup bergantung pada orang lain, tidak mandiri, dan menjadi anak pemalas yang maunya mendapatkan hasil yang memuaskan secara instan. Orang tua yang berlebihan dalam memanjakan anak juga mengakibatkan hal yang kurang baik bagi tumbuh kembang sang anak. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang ingin diperhatikan terus-menerus. Selain itu anak akan tumbuh menjadi seseorang yang egois, mau menang sendiri, dan tidak mau mengakui kesalahannya. Ia hanya akan berlindung pada orang lain. Jika hal ini terus-menerus terjadi, maka akan memberi pengaruh negatif pada diri anak.
            Cerita ini sangat cocok untuk dibaca anak-anak karena dalam cerita ini anak akan mendapatkan gambaran atau dorongan hidup mandiri sejak usia dini. Dengan begitu anak bisa memilah perilaku manakah yang patut ditiru dan perilaku mana yang harus dihindari. Dengan membaca cerita ini anak juga akan diajarkan untuk perperilaku positif seperi patuh kepada kedua orang tua dan berlaku jujur.
            Berdasarkan uraian cerita tersebut, pendekatan yang relevan untuk menganalisis adalah pendekatan pragmatik. Pendaekatan pragmatic cocok dengan cerita ini karena pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi sosial lainnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja nilai intrinsik yang terkandung di dalam cerpen tersebut?
2.      Apa saja nilai ekstrinsik yang terkandung di dalam cerpen tersebut?
3.      Apa saja idelogi yang dipakai dalam cerpen tersebut ?
4.      Tingkat usia anak berapakah yang cocok membaca karya sastra tersebut?


C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui  nilai intrinsik yang terkandung di dalam cerpen tersebut.
2.      Untuk mengetahui  nilai ekstrinsik yang terkandung di dalam cerpen tersebut.
3.      Untuk mengetahui ideologi yang dipakai dalam cerpen tersebut.
4.      Untuk mengetahui tingkat usia anak yang cocok membaca cerpen tersebut.






BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Ujian dari Sang Ayah sebagai genre realis (realistic story).
1.      Identitas buku
            Cerita bergambar dengan judul Ujian dari Sang Ayah ini adalah karya sastra yang ditulis oleh Winkanda Satria Putra yang diterbitkan oleh penerbit Phidivier pada tahun 2015. Buku ini merupakan cetakan pertama. Cerita Ujian dari Sang Ayah mempunyai empat halaman dan setiap adegan ceritanya terdapat cerita bergambar.
            Dalam cerita ini dikisahkan seorang anak laki-laki semata wayang dari saudagar kaya raya yang sejak kecil telah dimanja oleh orang tuanya terutama oleh sang ibu. Sang ayah ingin anaknya meneruskan usahanya, tetapi sang ayah bimbang karena sifat yang dimiliki oleh sang anak yakni manja dan tidak mau berusaha. Suatu hari sang anak mendapatkan hukuman karena telah menghilangkan hiasan permata yang tertempel pada sorbannya. Anak itu dihukum oleh sang ayah dengan disuruh untuk menganyam sepasang sandal jerami. Dan setelah anak itu dewasa sang ayah memberi ujian dengan menyuruh sang anak untuk menikah, membeli makan dan minum dengan menggunakan uang satu rupee. Berkat ketrampilannya menganyam sandal jerami akhirnya sang anak berhasil menyelesaikan ujian dari ayahnya.
2.      Penjelasan cerita Ujian dari Sang Ayah sebagai genre realis (realistic story).
            Cerita ini termasuk dalam genre realis (realistic story) mengangkat masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Konflik yang diceritakan merupakan konflik yang berhubungan dengan masalah sendiri orang lain, ataupun masalah sosial yang bersifat realis. Dalam cerita ini masalah yang muncul adalah permasalahan karakter dari seorang anak saudagar yang kaya raya, dan sang orangtua berusaha untuk mengubah pribadi sang anak menjadi lebih baik lagi dengan memberinya ujian. Dalam cerita ini juga dibahas bagaimana peran orang tua dalam mendidik anaknya.




3.      Penjelasan mengenai genre realistic story (cerita realis).
Genre Realistic Story (Cerita Realis) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Masalah yang diangkat tidak universal, melainkan personal (seperti ketidakmampuan mental seseorang, persahabatan, cinta-kasih seorang anak pada orang tua, kawan, dst).
b.      Dalam buku yang ditulis dengan baik, karakter dan konfliknya terbangun dengan baik dan saling berkaitan.
c.       Sebaliknya, penokohan mungkin stereotip, hanya melibatkan tokoh sebagai entitas manusia yang memiliki dan diuji rasanya, pikirannya, intelektual dan emosinya (In poor fiction) à simplistic solution.

B.     Pendekatan Pragmatik
1.      Pengertian Pendekatan Pragmatik
            Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain. Atau pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sesuatu hal yang dibuat atau diciptakan untuk mencapai atau menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmat karya sastra, baik berupa efek kesenangan, estetika atau efek pengajaran moral, agama atau pendidikan dan efek-efek lainnya. Pendekatan ini cenderung menilai karya sastra berdasarkan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut bagi pembacanya. Pendekatan ini menekankan strategi estetik untuk menarik dan mempengaruhi tanggapan-tanggapan pembacanya kepada masalah yang dikemukakan dalam karya sastra. Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi sosial lainnya.
2.      Kaitan cerita Ujian dari Sang Ayah dengan pendekatan pragmatik.
Cerita ini menggunakan pendekatan pragmatik karena di dalam cerpen ini mengandung banyak pesan moral. Ada banyak pelajaran bagi anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Selain itu cerita ini juga bermaksud memberikan hiburan kepada pembacanya dan pengajaran bagi anak-anak dan orangtua.
                                                                    BAB III
PEMBAHASAN

A.    Nilai intrinsik yang terkandung dalam cerita Ujian dari Sang Ayah.
Cerita Ujian dari Sang Ayah akan memberi kesenangan pada anak yang membacanya. Isi ceritanya mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana. Buku ini juga sangat menarik karena dalam setiap adegan disertai gambar yang berwarna sehingga membantu mengaktifkan imajinasi anak. Setelah  membaca cerita ini, anak diharapkan dapat mencontoh keuletan dari anak saudagar tersebut, bisa mengubah kepribadian dari seorang anak yang memiliki sifat manja menjadi anak yang mandiri. Selain itu anak juga diharapkan dapat memiliki sifat-sifat positif seperti patuh kepada kedua orang tua, tidak mudah putus asa, jujur, dan mau bekerja keras. Anak-anak juga dapat diberi wawasan tentang sifat-sifat yang perlu diteladani dan sifat-sifat yang harus dihindari berdasarkan cerita tersebut.

B.     Nilai Ektrinsik yang terkandung dalam cerita Ujian dari Sang Ayah
1.      Perkembangan Bahasa
Dengan membaca cerita ini maka kosakata anak akan bertambah sehingga ketrampilan berbahasanya akan meningkat.
2.      Perkembangan Kognitif
Setelah mendapatkan kosakata baru maka anak akan dilatih untuk memahami makna, sehingga anak penalaran anak akan bekerja lebih baik lagi. Selain itu pemahaman anak terhadap konteks cerita juga akan bertambah.
3.      Perkembangan Kepribadian
Tokoh utama dari cerita tersebut akan membawa pengaruh positif kepada anak yakni anak yang awalnya manja akan berubah menjadi pribadi yang mandiri dan mau bekerja keras seperti dalam cerita.
4.      Perkembangan Sosial
Setelah membaca cerita tersebut maka anak akan diajarkan untuk memiliki jiwa sosial dan dapat menghadapi masalah sosialnya. Bagaimana cara dia mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.


C.     Ideologi
Cerpen ini menanamkan pendidikan moral yang tinggi. Dengan contoh dalam cerita yakni  berubahnya si anak yang mempunyai sifat manja menjadi anak yang mandiri, jujur, dan tidak mudah putus asa.
Bukti dalam cerita:
1.      Sikap patuh terhadap orang tua
“sejak saat itu, setiap hari si anak menganyam sandal jerami. Semakin hari ia semakin mahir menganyam dan sandal buatannya pun menjadi sangat bagus…” (hal. 3)

“tidak ada, Tuan. Dahulu saya pernah melakukan sebuah kesalahan, sebagai hukumannya ayah saya menyuruh saya menganyam sandal jerami setiap hari…” (hal. 3)
2.      Sikap tidak mudah putus asa
“si anak saudagar mencoba peruntungannta mengikuti sayembara itu. Karena selama ini ia telah terbiasa menganyam sandal jerami, ia pun berhasil menganyam sandal jerami yang pas dengan ukuran kaki sang pejabat… (hal. 3)
3.      Sikap jujur
“tidak, Tuan. Justru hamba sangat bahagia. Namun saya bingung, Tuan. Ayah saya menyuruh saya membeli sesuatu untuk dimakan, membeli sesuatu untuk diminum, membeli sesuatu untuk dikunyah dengan menggunakan uang satu rupee. Batas waktu ujian itu hanya satu hari, Tuan. Bila saya tidak bisa menyelesaikan ujian itu, selamanya saya malu untuk pulang ke rumah… (hal. 4)

D.    Sasaran Pembaca (Tingkat Usia)
Pembaca yang cocok untuk cerita ini ialah anak-anak usia 7-13 tahun, karena cerita ini menampilkan cerita yang sederhana, baik yang menyangkut masalah yang dikisahkan, cara pengisahan, maupun jumlah tokoh yang dilibatkan. Cerita ini juga mengandung nilai moral yang tinggi. Pada usia ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil dan ada perkembangan dari pola berpikir yang egosentris sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret.



BAB IV
KESIMPULAN

1.      Nilai intrinsik di dalam cerita tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan disertai gambar menarik di setiap adegannya. Setelah membaca cerpen tersebut anak diharapkan mampu mengembangkan nilai moral dan sosialnya.
2.      Nilai ekstrinsik di dalam cerpen tersebut, mencakup seluruh perkembangan anak untuk memahami dan menerjemahkan makna dalam karya sastra.
3.      Ideologi yang terdapat di dalam cerpen tersebut mencakup nilai moral anak yang tinggi.
4.      Cerpen ini cocok dibaca oleh anak usia 7-13 tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Satria Putra, Winkanda. 2015. Ujian dari Sang Ayah. Yogyakarta: Phidivier
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta:UGM Press.



Comments

Popular Posts